Medan merupakan ibu kota yang terletak di Sumatera bagian Utara yang terkenal dengan wisata Danau Toba dan Pulau Samosirnya. Tapi siapa sangka, di Medan juga terdapat sungai yang memiliki sejarah yaitu Sungai Deli. Asal muasal nama Sungai Deli berasal dari Sultan Deli yang konon merupakan kerajaan Melayu pada masa dahulu. Asal nama Deli juga berasal dari Delhi yang merupakan nama sebuah kota di India. Sungai tersebut dulunya merupakan tempat para raja dan juga dijadikan sebagai tempat relegius. Abu bekas pembakaran mayat umat Hindu juga dihanyutkan ke sungai tersebut. Tak hanya itu, orang Tionghoa dulunya juga suka melepaskan ikan Lele ke dalam sungai ini yang dipercayai sebagai keberuntungan bagi mereka, dan sungai ini dulunya juga terdapat tanah liat. Sungai yang panjangnya sekitar 75 KM ini terbentang luas dari Kabupaten Karo dan muaranya berada di Selat Malaka atau di kenal dengan daerah Belawan.
Sungai Deli ini dulunya merupakan tempat pembuangan sampah yang berada di kota Medan. Tetapi berbeda dengan sekarang, Sungai Deli sudah menjadi tempat wisata yang dikenal sebagai Taman Edukasi Avros. Taman ini berada di Jalan Avros Kampung Baru, Medan Polonia, Kota Medan. Untuk Menuju ke Taman Edukasi Avros ini aksesnya juga tidak begitu sulit karena masih berada di sekitaran kota Medan. Dulunya, Taman Edukasi Avros ini adalah tempat permainan outbond, tetapi sekarang sudah berubah menjadi salah satu dermaga Sungai Deli.
Di Taman Edukasi Avros juga terdapat berbagai fasilitas seperti musalla, toilet, lapangan yang luas untuk bermain, sekolah sungai berserta basecamp Go River. Di basecamp Go River kita bisa beristirahat sambil membaca buku yang tersusun rapi di rak yang sudah tersedia, terdapat banyak buku bacaan yang terdapat kit abaca di basecamp tersebut, mulai dari buku anak-anak, novel, buku pelajaran hingga buku umum. Tak hanya itu, kita juga dapat menikmati pemandangan Sungai Deli dengan bersantai di balkon basecamp tersebut, atau naik ke lantai 2 untuk mengabadikan foto atau hanya sekedar untuk menikmati alam yang berada di sekitar sungai tersebut.
Di basecamp ini juga terdapat Sekolah Sungai yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih mengenai Sungai Deli kepada wisatawan yang datang ke Taman Edukasi Avros ini, tak hanya kalangan umum, pelajar dari berbagai jenjang sekolah pun mengandalkan tempat ini sebagai wisata edukasinya.
Go River sendiri merupakan sebuah komunitas sosial yang dibentuk karena kepedulian mereka terhadap Sungai Deli. Komunitas ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 2014 yang sekarang sudah di sahkan menjadi sebuah yayasan yang di ketuai oleh Muh Ahadi, S.Pd.I dan Ivan Suaidi sebagai Bidang Pendidikan dan Penelitian dan Pengembangan. Di komunitas yang memiliki 157 orang relawan ini telah merenovasi Sungai Deli menjadi sebuah tempat wisata yang berdukasi. Mereka membangun komitmen untuk Sungai Deli yang berkualitas dan juga sebagai icon kota Medan. Dari dermaga Avros ini kita bisa menaiki perahu yang tersedia di taman tersebut menuju Istana Maimun. Untuk ke sana juga tidak memerlukan waktu yang cukup lama, hanya sekitar 15-20 menit kita sudah bisa sampai ke sana.
Perahu yang dinaiki pun sudah terjamin keselamatannya dengan memberikan fasilitas berupa pelampung yang diberikan kepada penumpangnya. Selama perjalanan menuju Istana Maimun, kita akan melihat banyak rumah warga yang berada di pinggir sungai tersebut serta warga yang memanfaatkan aliran sungai yang penuh dengan sampah dan limbah pabrik ini untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci pakaian, bahkan juga untuk mandi. Bayangkan betapa memprihatinkannya kondisi warga yang tinggal di pinggir Sungai Deli tersebut.
Suasana tempat beristirahat yang terdapat buku-buku bacaan |
Dermaga Go River |
Kapal yang akan dinaiki menuju Istana Maimun |
Limbah yang dibuang ke Sunga Deli |
Kondisi rumah warga di tepi Sungai Deli |
Suasana di pinggir Sungai Deli yang dipadati oleh rumah warga |
Ani Sistya Alexander
“Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau…” Ya, lagu itu sangat terkenal di kalangan anak-anak, sehingga pulau Sabang menjadi terkenal karena lagu tersebut, siapa sih yang tidak kenal dengan Sabang? Sabang merupakan kota terujung yang berada di wilayah Barat Indonesia dan juga sebagai kota wisata yang lumayan terkenal pada saat ini. Terdapat banyak objek wisata menarik yang bisa dikunjungi di sana. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara pun kerap terlihat di sekitaran pantai Pulau Weh ini.
Hanya dengan waktu sekitar lebih dan kurang 45 menit menggunakan kapal cepat dan lebih dan kurang 2 jam dengan menggunakan kapal lambat (kapal feri) anda sudah bisa memijakan kaki di Pulau Weh ini. Biaya yang dikeluarkanpun relatif tergantung transportasi apa yang akan dipakai, Rp. 80.000,- – Rp. 100.000,- untuk menyebrang menggunakan kapal cepat. Apabila hendak membawa kendaraan, kita bisa menggunakan kapal feri (kapal lambat) yang harganya lebih terjangkau, yaitu Rp. 27.000,- untuk ekonomi dewasa, Rp. 30.500,- untuk kendaraan bermotor. Untuk menggukan penyebrangan kapal feri (kapal lambat) dan membawa kendaraan pribadi harus antre dari jadwal jam penyeberangan, misalkan kita ingin menyeberang dipagi hari yang jadwalnya adalah 10.30 WIB, maka disarankan untuk mengantre 2 jam sebelum itu agar kebagian muatan kapal, karena tidak semua kendaraan akan muat mengangkut semua kendaraan yang ada di pelabuhan tersebut.
Pada tahun 1895, Sabang pernah menjadi Pelabuhan Bebas pertama di Indonesia serta termasuk bagian zona ekonomi bebas dan ditetapkan sebagai daerah Perdagangan Bebas serta Pelabuhan Bebas dengan diterbitkannya UU No.4 Tahun 1970. Kemudian Pelabuhan Sabang tersebut dimatikan karena digantikan oleh Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan adanya Pelabuhan Bebas Batam. Padahal, pelabuhan ini mampu berfungsi untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang ada di kota tersebut. Pelabuhan Bebas Sabang ini juga berfungsi untuk mengekspor hasil rempah-rempah yang ada di Sabang ke Eropa yang terkenal dengan masakannya menggunakan rempah. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang juga menjadi Pusat Pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS).
Di Sabang terdapat 2 Gunung Api aktif, yaitu Gunung Api Jaboi dan Gunung Api Pria Laot. Puncak tertinggi pulau ini adalah Gunung Leumo Mate. Sebenarnya, Sabang yang berada di Pulau Weh ini bukanlah batas paling Barat Indonesia, melainkan Pulau Rondo. Sayangnya, Pulau Rondo ini adalah sebuah pulau yang tidak berpenghuni, alias tidak ada penduduk tetap yang berada di sana sehingga dibangun Tugu Nol Kilometer Indonesia di Sabang, tepatnya di Desa Ujong Ba’u. Sabang tak hanya di kelilingi oleh lautan tetapi terdapat banyak pulau di sekitar Pulau Weh tersebut, yaitu Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, dan Selako yang tak kalah cantik dengan Pulau weh.
Pulau yang luasnya hanya 153km2 ini merupakan pulau vulkanik sehingga tanah yang berada di Sabang ini lumayan subur. Pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini sangat terkenal dengan pantainya yang sangat indah dan lautnya yang biru. Pantai-pantai di Sabang juga tak kalah cantik dengan pantai-pantai yang berada di luar negeri dan juga tak kalah dengan wisata pantai andalan Indonesia, yaitu pantai yang berada di pulau Bali, Lombok dan lain-lain.
Selain berbatasan langsung dengan Malaysia, pulau ini juga berbatasan langsung dengan Thailand dan India. Sabang juga di kelilingin oleh Selat Malaka yang berada di wilayah Utara, Samudera Hindia yang berada di wilayah Selatan, Selat Malaka di wilayah bagian Timur, dan Samudera Hindia yang berada di wilayah bagian Barat.
Pantai yang paling terkenal yaitu Pantai Iboih, pantai yang memiliki keindahan alam yang luar biasa ini berjarak sekitar 50 KM dari Pelabuhan Balohan. Di Pantai Iboih juga banyak tempat penginapan seperti hotel, homestay, bungalow dll. Salah satu alasan dan yang menjadi daya tarik dari pantai ini adalah wisatawan dimanjakan oleh pemandangan pantai yang luar biasa, air laut yang begitu jernih sehingga terumbu karang dapat dilihat dengan kasat mata. jika sudah ke Pantai Iboih belum lengkap rasanya jika tidak mencoba snorkeling dan diving di sana, untuk peralatan snorkeling dan diving tak perlu pusing untuk memikirkannya, di sepanjang pantai berjejer tempat untuk penyewaan alat snorkeling, cukup membayar sewa sebesar Rp. 45.000,- saja kita sudah bisa bersnorkling ria.
Dari Pantai Iboih kita juga bisa menyebrang ke Pulau Rubiah yang pantainya juga tak kalah cantik dengan pantai Iboih. Untuk menyebrang bisa menyewa perahu mulai dari Rp. 100.000,- – Rp. 300.000,- tergantung jenis perahu yang digunakan, dan harga tersebut sudah termasuk harga antar jemput Pantai Iboih – Pulau Rubiah, murah bukan? Selain antar jemput, kita juga bisa keliling Pulau Rubiah dengan harga yang berbeda pula.
Yang paling tidak boleh terlewat dari Sabang adalah Tugu Nol Kilometer Indonesia. Tidak sah rasanya jika sudah berada di sabang tapi tidak mengabadikan momen di tugu ini. Tugu yang tingginya 20 meter itu menjulang tinggi di ujung Pulau Weh. Jarak Tugu tersebut sekitar 29 KM dari kota Sabang. Untuk perjalanan kesana lebih asyik jika menggunakan sepeda motor karena jalan yang di tempuh tidak terlalu besar dan melewati hutan yang ada di Sabang.
Pantai Sumur Tiga juga tidak kalah menarik dari pantai-pantai yang ada di sana, pantai yang berada di Sumur Tiga ini sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai sunrise, karena pemandangan sunrise di Sumur Tiga sangat memanjakan mata. terdapat beberapa penginapan yang lumayan terkenal di Sumur Tiga diantaranya, yaitu Freddies dan Casa Nemo. Pantai di Casa Nemo juga tak kalah cantik, bagi yang hanya ingin sekedar berkunjung juga di perbolehkan ke Casa Nemo karena terdapat restoran yang bisa kunjungi dan terletak di pinggir pantainya.
Bukan hanya hamparan pantai saja yang menjadi senjata andalan pulau ini, ada juga Benteng Jepang yang berada di Anoi Itam bekas Penjajah Jepang pada Perang Dunia II. Benteng tersebut kini menjadi salah satu objek wisata di Sabang dan juga mungkin setelah lelah mengeksploirasi Pulau Sabang ini kita bisa bersantai sejenak untuk menikmati rujak buah maupun sate gurita yang merupakan beberapa kuliner yang sangat dicari para wisatawan.
AnieTya Alexander
iboih beach |
iboih beach |
iboih beach |
Dermaga Iboih |